Hari Sabtu, tanggal 3 Maret 2012, saya mendapatkan kesempatan untuk kembali menyaksikan gelaran festival musik jazz terbesar di Asia, yaitu Java Jazz Festival 2012. Sebenarnya ada yang kurang, karena istri saya sedang keluar kota saya tidak bisa membawa “dedek” menyaksikan musisi-musisi jazz kelas dunia. Ada banyak musisi jazz yang tampil, mulai dari Sierra Soetedjo sampai Dave Koz. Apalagi tahun ini ada Depapepe yang langsung menjadi idola baru di Java Jazz Festival 2012 ini.
Depapepe, duo gitaris asal Jepang ini, menjadi idola baru di Java Jazz Festival 2012. Setengah jam sebelum tampil, A1 BNI hall sudah dipenuhi penonton yang antusias apalagi siang harinya Depapepe tampil di acara Dahsyat RCTI.Meninggalkan panggung Depapepe karena saya ingin menyaksikan Sierra Soetedjo di Kementerian Perdagangan Hall. Penyanyi jazz cantik ini menyanyikan sebuah lagu khusus untuk mengenang Almarhum Bubi Chen yang meninggal beberapa waktu lalu. Di JJF 2011 lalu, Sierra Soetedjo berkolaborasi dengan Bubi Chen dalam "Bubi Chen Plays Pop"Saya hampir ketinggalan penampilan Laura Fygi di D2 Djarum Super Mild Hall. Penampilan vokalis jazz dunia bersama Ron King Big Band itu dipenuhi ribuan penonton yang duduk rapi. Saya bersama dengan para Official Photographer mencoba merangsek ke barisan depan, namun dilarang crew JJF karena sudah terlalu penuh sesak di depan. 🙁Saya merasa beruntung bisa menyaksikan langsung penampilan live Bobby McFerrin. Musisi unik asal Amerika Serikat ini hanya bermodalkan mic dan kursi di atas panggung. Serupa dengan acapela, namun "musik mulut" dari Bobby McFerrin memang luar biasa. Bobby McFerrin juga tampil atraktif bersama dengan penari, penggendang, dan bahkan bernyanyi bersama para penonton.Ini yang paling istimewa, Dave Koz. Setelah menunggu selama setengah jam di panggung A2 BNI Hall, Dave Koz akhirnya tampil membawakan lagu "Keliru" milik Ruth Sahanaya dengan saksofonnya. Penonton histeris sepanjang penampilan Dave Koz. Apalagi ketika Dave Koz tampil bersama 57-kustik, musisi jalalan asal Bandung yang kerap menyanyikan lagu "I'm Waiting for You" milik Dave Koz. Karena diberi tahu Dewi Gontha, akhirnya Dave Koz mengundang musisi-musisi jalanan itu ke panggung Java Jazz Festival. Amazing!
Kalau dilihat dari Mas Gie mengambil foto depapepe, sebenarnya kita sederetan loh. Hehehe .. Coba ketemu, kan bisa nebeng pulang. Aku pulang malam badan sekarang pegal *malah curhat*
saya tahun ini juga cuma niat aja,
padahal dari beberapa hari pengen ngelihat Dave Koz, pas hari H-nya malah lupa :(.
terobati ngelihat photo huntingnya Gie
wah pasti seru banget, sayangnya ndak bisa meluncur ke jakarta, lagi banyak kerjaan di surabaya :d
Aakkk, banyak typo.
Istri saya sedang ke luar kota. Bukan “tidak sedang”.
Trus, Bui Chen siapa ya?
*ngemil Chiki*
Berhubung editor saya sudah tidur pules semalem ya harap maklum..
*beliin Chiki*
kapan ya ai bisa ntn java jazz (>3<)
kok ngga bagi bagi tiket ke saya sih mas, hihi
ajak ajak dong kalau foto hunting gini… seru nih kayaknya…
wah pecinta music jazz juga ya mas
Sampai kapan tuh mas ?
keren kakaak. aku pinjam 2 fotonya utk dipasang di blogku yg berbahasa inggris ya 🙂
Kalau dilihat dari Mas Gie mengambil foto depapepe, sebenarnya kita sederetan loh. Hehehe .. Coba ketemu, kan bisa nebeng pulang. Aku pulang malam badan sekarang pegal *malah curhat*
aku belum pernah lihat java jazz. Didi kempot udah sering.. :)))
mas Gie emang berkelas iq,
sementara sekitarnya pada penggemar ayu tink tink ini mainan jazz iq,
mangstab… 😀
Wah nggak pernah ikutan Java Jive nih, habis ane juga nggak ngerti musik jazz hehehe
Keren foto2nya bro 🙂
Akhirnya saya berkesempatan membaca berita tentang event bergengsi Java Jazz Festival 2012. Terima kasih ulasannya mas Gie. Foto-fotonya menarik.
Iya, Sierra Soetedjo memang tjantikh…. 😳
ga nyangka ya musisi jalanan ini biasanya ngamen deket kampus saya tiap harinya lhoo.. hebat skrng bisa sepanggung ama Dave Koz
wuih, Gie keren ih..
nonton japa jez, pake moto2 lagi
Musik Jazz memang luar biasa dan membumi yach
Ini karena ada Java Jazz, Mas..
Tanpa ini musik jazz terasa asing bagi orang Indonesia..
wah, gak ketemu kemarin, mas.
yg sama cuma Dave Koz sama Depapepe.
Wah harusnya nonton Java Jazz sambil kopdar juga.. 🙂
saya tahun ini juga cuma niat aja,
padahal dari beberapa hari pengen ngelihat Dave Koz, pas hari H-nya malah lupa :(.
terobati ngelihat photo huntingnya Gie
Aduh, semoga tahun depan ada Dave Koz datang lagi..
saya sangat mengidolakan depapepe.
wah senangnya yang bisa menonton langsung….
Wah Mas Hendra mengikuti tren dengan baik.. 🙂
katanya kemarin festival ini, mengebrak ya untuk para pecinta jazz
Iya, Mas..
Java Jazz memang acara tahunan buat pecinta jazz di Indonesia..
aaahhh mudah2an pernah deh sekali ke javajazz >_<
Wah kalau sudah sekali pasti akan diulang berkali-kali, jazz itu nyandu.. 🙂
Wohhh.. ono wong ndeso seneng jazz.. kemajuan 🙂
Sesama wong ndeso ra sah gawe perkoro, Mbah.. 🙂