Film Dokumenter Indonesia Terus Berkembang
|Sejarah film dokumenter di Indonesia memang tidak sejelas film-film fiksi yang lebih populer. Namun dalam satu dekade terakhir, film dokumenter di Indonesia mulai berkembang pesat. Tema-tema yang diangkat oleh film-film dokumenter itu pun semakin beragam, yaitu antara lain tema sosial-politik, seni, perjalanan, petualangan, dan komunitas. Perlahan-lahan film dokumenter mulai diputar di televisi. Pada tahun 1996, film dokumenter “Anak Seribu Pulau” yang diciptakan Mira Lesmana dan Riri Riza menjadi film dokumenter pertama yang tampil di layar televisi.

Tahun 2002 menjadi sejarah baru bagi dunia perfilman dokumenter Indonesia. Ketika itu film dokumenter berjudul “Student Movement in Indonesia” menjadi film dokumenter pertama yang ditampilkan di bioskop Indonesia. Film karya Tino Sawunggalu itu menceritakan peristiwa Mei 1998 secara nyata. Sejak saat itu, dunia perfilman dokumenter Indonesia berkembang secara dinamis. Komunitas-komunitas penggiat film dokumenter mulai tumbuh di seluruh wilayah Indonesia.
Film dokumenter Indonesia menapaki langkah baru ketika Eagle Awards Documentary Competition (EADC) pertama kali diselenggarakan pada tahun 2005. Eagle Awards Documentary Competition menjadi tantangan baru bagi para pemuda untuk “merekam Indonesia” melalui film dokumenter. Eagle Awards Documentary Competition setiap tahunnya memiliki tema yang berbeda-beda setiap tahunnya namun tetap mengangkat lima pilar utama Indonesia, yaitu pendidikan, lingkungan hidup, kesehatan, kesejahteraan, dan kemanusiaan.
Perkembangan film dokumenter Indonesia perlahan-lahan berbuah manis. Beberapa film dokumenter karya anak-anak muda Indonesia berhasil memenangkan penghargaan di kancah internasional. Film “Beasiswa ala Bajau” meraih penghargaan dalam kategori Television Star Jury Prize pada ABU (Asia Pasific Broadcasting Union) Prize 2011 pada 7 November 2011. Film “Beasiswa ala Bajau” itu merupakan “produk” dari Eagle Awards Documentary Competition 2010. Pada bulan yang sama, film dokumenter berjudul “Heaven for Insanity (Le Ciel pour Folie)” karya Dria Soetomo berhasil meraih penghargaan pada Festival Film Internasional Anuu-ru Aboro di New Caledonia, Prancis.
Kita bisa mengetahui detail dari pelaksanaan Eagle Awards Documentary Competition ini, mulai dari behind the scene sampai penjurian film dokumenter terbaik. Film-film yang diciptakan dari Eagle Awards Documentary Competition itu selalu menarik perhatian karena merekam kenyataan yang terjadi di Indonesia. Misalnya, film “Garamku Tak Asin Lagi” yang tahun 2011 lalu menjadi Film Rekomendasi Juri Terbaik EADC 2011. Jika Anda merasa tertantang untuk menciptakan film dokumenter, Anda bisa mengikuti 8th Eagle Awards Documentary Competition 2012 yang akan segera diselenggarakan. Tahun ini, Eagle Awards Documentary Competition mengambil tema “Indonesia Tangguh”.
Itu terakhir kayaknya ya Garamku Tak Asin(g) Lagi. Belum ada kompetisi yang baru ya?
Iya, tahun ini baru akan dimulai seleksinya, “Indonesia Tangguh” itu tema untuk Eagle Awards tahun 2012 ini..
Permisi, cuman mau share aja nih. ada info lomba bikin artikel. Hadiahnya lumayan ada 2 buah printer laser jet dan voucher. Caranya tinggal like fanpage >> http://www.facebook.com/anugrahpratamacom. Dan ikuti Contest menulis artikelnya.
Terima kasih
asal jangan film bokep aja mas, ntar negara jadi apa?
saya sebenarnya seneng banget membuat film dokumenter. kendala utamanya sebenarnya dan sejujurnya adalah dana. saya sering kali eksperimentasi buat dokumenter. tanpa penulisan naskah tentu saja. shot sana sini terus habis itu baru disusun cerita dan dilengkapi dengan shot ulang bila ada yang belum cukup, hihi
Iya, Mas..
Film dokumenter memang biasanya disebut film yang siap merugi..
Alhamdulillah. At least karya-karya asli Indonesia bisa makin banyak bermunculan. Saya tidak terlalu paham dengan film, tapi penggemar film, termasuk Film Dokumenter. Karena banyak pembelajaran didalamnya.
Memang sebenarnya ada banyak potensi dari setiap karya anak bangsa untuk terus ditumbuh-kembangkan, tinggal kitanya mau atau gak? hehe… 😛
Siiip deh, jadi makin bangga dengan karya anak bangsa ini 🙂
Mantap, ayo Mas Ipras ikutan bikin film dokumenter..
Wah seru juga dunia perfilm an dokumenter ini,,,,
Semoga makin maju dan lebih banyak penggeraknya
salut atas perkembangan film dokumenter
ohh anak seribu pulau tergolong film dokumenter,dan pertama ya. klo yg eagle award, kadang2 ngikutin, bnyak topik menarik ttg pelosok2 daerah seantero nusantara 🙂
Awalnya Anak Seribu Pulau itu film dokumenter, lalu ada stasiun televisi yang membuat program dengan nama yang sama..
betul, tapi bagusan yg dulu. sayang,nyari di dunia maya sudah dapetna he3. coba dibikin ulang ma garin pasti masih akan tetep laris dan disukai 😀
semoga makin maju perfilman di negara kita ini sobat……………..
waaahh dapet informasi soal film dokumenter yg keren dari mana seh mas? klo aku merasa kesusahan buat cari dvdnya.. selama ini masih buta soal.film dokumenter.. pengen sekali sekali nonton gt biar eksis *eh hahaha
Informasinya dari teman-teman dan Google, Mbak.. 🙂
Membuat film dokumenter? Hehe… nyerah deh…
*tau diri* 🙂
Coba dulu, Uda..
Dari yang paling dekat dengan keseharian kita aja.
Saya juga suka nntn dan bikin film dokumenter.
Rasanya gimana gitu pas nntnnya 🙂
bagi saya pribadi, menonton film dokumenter adalah sebagian cara untuk menimba ilmu, tetapi celakanya sebagian besar masyarakat kita tidak menyukainya dan lebih memilih sinetron atau film fiksi.
Nah, film dokumenter ini salah satu alternatif untuk mengalahkan sinetron dan sebangsanya.. 🙂
Aku sih suka menonton film dokumenter yang temanya sesuai dengan kesukaan/favoritku, hehe 🙂 Dan kalau “klik” sama temanya, nonton film dokumenter itu memang mengasyikkan sekali ya 🙂
Film-film dokumenter buatan dalam negeri 100x lebih bagus dari film-film komersil, padahal kebanyakan film-film tersebut dibuat dengan dana yang sangat cekak.
Dana memang penting tapi kreatifitas lebih menentukan..
Dan biasanya film dokumenter dalam negeri lebih menyentuh, berisi, dan natural. Bahkan hal sekecil apapun yang terekam di gadget bisa menjadi dokumenter 🙂
Iya, kalau film dokumenter itu rasanya lebih alami, begitu dengan dengan keseharian kita..
iya film film yang dibuat dengan idealisme seperti ini lebih mudah menyampaikan pesan.. lebih bagus dari pada film setan..
Yang jelas, saya lebih senang menonton film-film dokumenter anak negeri dibanding nonton sinetron yang scene-nya selalu berantem dan bergelimang kemewahan.
numpang nanya,maaf klo oot,,web ato forum yg biasa ngeshare link donlot film2dokumenter dimana ya??lg tertarik dg film dokumenterne
hello!,I really like your writing very much! share we be in contact
more about your post on AOL? I require an expert on this house to resolve
my problem. Maybe that’s you! Taking a look forward to see you.
If you want to get a good deal from this post then you have to apply such
strategies to your won webpage.
Hello, its pleasant article concerning media
print, we all be aware of media is a impressive source
of information.
I simply couldn’t go away your website before suggesting that I actually enjoyed the standard info an individual provide in your guests?
Is gonna be back steadily to check out new posts
I don’t even know the way I ended up right here, but I believed this publish was great.
I do not know who you might be however definitely you’re going to a
famous blogger should you are not already. Cheers!